Senin, 08 Oktober 2012

WASIAT KETUA UMUM SETIA HATI TERATE 3

Assalamualaikum wr wb. Saudara-saudaraku Keluarga Besar Setia Hati Terate yang saya banggakan Mempertahankan martabat dan harga diri dalam hidup ini memang harus kita perjuangkan. Tapi dalam mempertahankan harga diri dan martabat ini, kita juga harus berfikir kepentingan orang lain. Karena di samping kita masih banyak orang lain yang memiliki kepentingan sama dengan kita. Dari dulu Setia Hati Terate maunya disanjung dan dihargai. Nah, sekarang sudah saatnya kita menyanjung dan menghargai orang lain. Mari kita bersama-sama berlomba untuk menyenangkan orang lain. Membahagiakan sesama. Gawe seneng marang sakpadha-padhane tumitah. Sebab, sopo kang bisa gawe seneng marang wong liyo, mangko wong itu bakal disenengi Gustine. Pelajaran ini sudah saya pasa
ng di Padepokan Setia Hati Terate. Bunyinya, “Ojo Sok Gawe Ala Ing Liyan, Apa Alane Gawe Seneng Ing Liyan.” Saudara-saudaraku Keluarga Besar Setia Hati Terate yang saya cintai Mari kita jadikan malam temu kadang ini sebagai wahana evaluasi diri. Bersama-sama, mari kita akhiri hal-hal yang negativ dan kita tatap masa depan dengan penuh optimisme. Sebab, tugas kita mengemban amanat budi luhur terbentang di depan mata. Jika diibaratkan sebagai pelagan dharma atau perjuangan memperkokoh eksistensi kemanusiaan, yakinlah, tantangan itu terbentang di depan mata. Baik tantangan yang berwujud pergeseran nilai sebagai dampak era transformasi, maupun tantangan yang lahir dari diri kita sendiri sebagai titah sakwantah (makhluk universal). Saya perlu mengingatkan kepada saudara saudaraku, segala bentuk tantangan dan rintangan itu pada hakikatnya bukan berada di luar diri kita. Tapi ada di dalam diri kita sendiri. Sebab, musuh terbesar umat manusia adalah dirinya sendiri. Hawa nafsunya sendiri. Dalam priambole SH Terate dikatakan “…dalam pada itu SETIA HATI sadar dan yakin bahwa sebab utama dari segala rintangan dan malapetaka serta lawan kebenaran hidup yang sesungguhnya bulanlah insan, makhluk atau kekuatan yang di luar dirinya.” Pada sambutan saya di pengseahan warga baru bulan Muharram kemarin, saya mengajak saudaraku di manapun berada, mari kita jadikan tanggal 1 Suro atau 1 Muharram sebagai Hari Kelahiran SH Terate. Tujuannnya, agar Keluarga Besar SH Terate selalu ingat bahwa bulan Suro atau Muharam itu “bulan tirakat”, bulan “mesu budi”, kemudian, hari-harinya selalu disibukkan dengan berdoa, mesu budi dan mendekat kepada Allah, sehingga Allah, Tuhan Yang Maha Esa mengangkat derajat kita ke derajat tertinggi. Kedua, agar SH Terate ikut didoakan masyarakat banyak yang pada malam 1 Suro melakukan tirakatan, sehingga SH Terate akan tetap jaya, kekal abadi selama-lamanya. Sebab, kita yakin, kekuatan dan kesaktian tertinggi manusia tidak ada lain kecuali doa. Perlu saya tegaskan, Setia Hati Terate ini dirintis oleh tokoh perjuang Perintis Kemerdekaan. Yakni Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Semula, bernama Setia Hati Seport Club. Kemudian tahun 1942 berubah jadi SH Terate. Dan masuk tahun 1948 berubah jadi organisasi Setia Hati Terate, dengan nama Persaudaraan Setia Hati Terate. Meski Setia Hati Terate ini sempat berubah-ubah nama, namun pelajaran yang diajarkan kepada warganya sama. Bersumber pada ajaran Setia Hati (SH). Karena Ki Hadjar Hardjo Oetomo memang murid dari Ki Ageng Soera Diwirjo (pendiri SH). Artinya, pelajaran jurusnya dari dulu sama. Tidak pernah berubah. Masuk tahun 1956, muncul tokoh Setia Hati Terate, bernama Pak Irsyad. Beliau adalah pendekar Setia Hati Terate yang menguasai teknik bela diri. Pada saat Pak Irsyad menjadi Ketua Setia Hati Terate inilah tercipta senam dari senam I (satu) hingga 90 (embilan puluh). Kemudian, ada penyempurnaan efektifitas garakan dalam jurus. Misalnya, pukulan mbandul dirubah jadi swing. Tapi perubahan ini tidak bergeser dari gerakan dasar jurus yang asli. Gerakan jurusnya dari dulu sampai sekarang masih tetap sama. Penggalian afektivitas gerak dalam jurus Setia Hati Terate ini, dipertahankan saat siswa Pak Isyad, yakni alm, Mas Imam Koesoepangat mulai tampil memimpin Setia Hati Terate. Saya sendiri merupakan siswa pertama dari Mas Imam. Jadi saya tahu persis. Dan, sejak Pak Irsyad menyempurnakan gerakan, mencipta senam, dari dulu tidak ada warga yang mempersoalkan. Karena mereka paham, secara prinsip gerakannya sama. Tapi belakangan ini, saya tidak habis fikir, di kalangan kadang Setia Hati Terate sendiri mulai muncul friksi yang mempersoalkan antara jurus lama dan jurus baru. Saya tegaskan, tidak ada istilah jurus lama dan jurus baru di Setia Hati Terate. Tidak ada istilah perubagan jurus di Setia Hati Terate. Dari dulu pelajaran jurus Setia Hati Terate, sama. Saya tidak ingin friksi ini terus berkembang. Mari kita sudahi sampai di sini. Saya tidak ingin kadang Setia Hati Terate ngelek-ngelek Setia Hati Terate. Saya ingin kadang Setia Hati Terate guyub rukun. Yang patut dicatat pula, pada tahun 1963, Setia Hati Terate berhasil menciptakan Mars SH Terate. Lagu itu diciptakan oleh Mas Imam dan aransmennya diciptakan oleh Adi Yasco. Mars SH Terate ini pertama kalai dikumandangkan dalam acara Pagelaran Keseniah Setia Hati Terate di Gedung Basuki, Jalan Sulawesi Madiun. Terakhir, didikan Setia Hati Terate sebenarnya membangun jiwa patriot. Membangun jiwa pemimpin. Setia Hati Terate mendidik warganya untuk jadi pemimpin yang memegang teguh ajaran Hasta Brata. Rela memberi makan warga yang kelaparan, melindungi dan membuat ketentraman di masyarakat dan setiap saat berani tampil ke depan untuk menbela kebenaran. Karena itu, saudara saudaraku Keluarga Besar Setia Hati Terate yang saya cintai, sudah saatnya sekarang ini warga Setia Hati Terate berani tampil ke depan menjadi pemimpin masyarakat. Konsekuensi dari niat luhur ini, saya perlu hibau dan sarankan, jika ada saudara kita Keluarga Besar Setia Hati Terate yang macung (maju ikut jadi kontestan) dalam pemilihan kepala desa (Pilkades), Pemilihan Kepada Daerah (Pilbup atau Pilwalkot), Pemilihan Gubernur, hingga macung dalam Pemilihan Presiden RI, tidak ada kata lain, kecuali mari kita dukung dan pilih bersama-sama. Pernyataan ini perlu saya kumandangkan dengan satu tujuan menjaga keutuhan Keluarga Besar Setia Hati Terate. Soal kalah menang, yakinlah itu urusan Allah SWT. Ibaratnya, martabat kita tetap akan terjaga dan diperhitungkan jika kita bersatu baik menang atau kalah. Sebaliknya, kita tak lagi diperhitungkan jika bercerai berai. Apalagi, pilihan kita kalah. Sejalan itu, bagi saudara-saudaraku Keluarga Besar Setia Hati Terate, yang karena suatu alasan tertentu punya pilihan berbeda, tolong besikaplah diam dan jangan tunjukkan kalau saudara berseberangan dengan saudara-saudara yang lain. Akhirnya, sebelum mengakhiri fatwa saya, mari kita bersama-sama bersemboyan. SELAMA MATAHARI MASIH BERSINAR, SELAMA BUMI MASIH DIHUNI MANUSIA, SELAMA ITU PULA SH TERATE, TETAP JAYA, KEKAL ABADI, SELAMA-LAMANYA. Wassalamualaikum Wr Wb Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun H. TARMADJI BOEDI HARSONO,S.E

Selasa, 14 Februari 2012

KENAPA HARUS SH TERATE

Setitik ilmu yang saya copas dari FB PSHT, semoga bermanfaat...

Kenapa harus TERATE?
Sekarang andai saja yang dipakai adalah nama binatang seperti Macan, sehingga menjadi Persaudaraan Setia Hati Macan. Tentu itu akan menggambarkan keangkeran, ganas, dan ditakuti. Tidak Saudaraku, orang SH itu justru amat jauh dari sifat angker, ganas, dan ditakuti.
Lalu, kalau tanaman?
Kenapa tidak Setia Hati Maw...ar,
misalnya? Mawar itu bunga yang sangat
indah dan harum sekali baunya,
tapi kalau kita dekati bisa saja kita akan tertusuk duri
tajamnya. Tidak Saudaraku, itu akan
menggambarkan pribadi yang indah pada dzahirnya, namun
setelah orang-orang mendekati, ia akan menusuk, menyakiti
setiap orang yang mendekatinya. Apalah arti keindahan dzahir,
tapi hatinya menyakitkan? Setiap lembar buku Terate
berisikan ilmu yang indah, membuat siapapun yang
memilikinya akan memiliki pribadi yang indah pula.
Akar Terate, tak pernah mengeluh meski ia harus mencari
'makan' di lumpur maupun di
daratan. Ia tetap mensuplai gizi
untuk keindahan tubuhnya.
Begitu juga manusia 'Terate' di
manapun ia berada seharusnya selalu menyerap/ menambah ilmu,
karena dengan ilmulah manusia
akan mencapai derajad kemuliaan
hidup. Ayo memohon untuk selalu
diberi semangat menuntut ilmu. Daun Terate, berwarna hijau dan
lebar (jembar). Mengisyaratkan
kepada para warganya untuk
selalu mencintai dan menjaga
perdamaian, Njogo katentreman
ing dunyo. Keberadaannya selalu menentramkan, minimal tidak
meyebabkan kerusuhan.
Dadi manungso kang jembar
dadane. Memiliki sifat pemaaf,
tidak mudah terbakar amarah,
dan sabar. Insyaalloh kita mampu menjadi pribadi yang
digambarkan daun terate. Amin.. Tangkai bunga Terate, yang
tampak tegak kokoh, namun
sebenarnya tidak memiliki galih,
alias bolong tengahnya seperti
sedotan, yang sangat rapuh dan
mudah patah (Getas). Mengingatkan para warganya
untuk menyadari betapa
rapuhnya manusia. Meskipun
tampak gagah dan berdiri tegak,
sebenarnya manusia itu sangat
lemah. Laa Haula Walaa Quwwata illa Billah.
Dengan demikian, seharusnya
muncul kesadaran betapa
bodohnya manusia yang
sombong, merasa super, dan
merasa tak terkalahkan. Poro wargo, poro siswo, ojo
kumaluhur, tumindako kang
persojo. Ojo adigang, adingung,
lan adiguno.
Semoga kita terlindung dari sifat
buruk tersebut. Amiin.. Bunga Terate;Warna dan baunya
tidak terlalu mencolok, tetapi
indah dipandang dan harumnya
menenangkan. Mengisyaratkan
kepada para warganya bahwa
untuk mendapatkan simpati dan pengakuan tulus manusia itu
tidak perlu menggunakan cara
yang berlebihan. Harus naik mobil
mewah, pakaian sutera,
singgasana, dan segala
macamnya. Justru dengan kesederhanaan dan keharuman
budi, kita akan dihormati dan
dicintai dengan tulus ikhlas. Yaa
Robby, indahkanlah budi pekerti
kami...Kuncup, setengah mekar,
dan mekar. Mengingatkan kepada para warganya bahwa
kita harus melebur dalam
persaudaraan. Miskin, cukup dan
kaya tidak layak untuk memecah
belah ukhuwah yang indah ini.
Hapus rasa perbedaan yang membuat orang merasa
diagungkan sedang yang lain
merasa diremehkan. Kita adalah
satu yang terus bersatu dalam
samudera persaudaraan.Entah
siang, malam, pagi, atau sore, bunga Terate selalu menghadap
ke atas. Tidak seperti bunga
matahari yang doyong sana
doyong sini. Ini adalah PUNCAK
ILMU TERATE. Mengajarkan
kepada para warganya bahwa setiap saat harus selalu
menghadapkan HATI pada Tuhan
Yang Maha Kuasa dalam situasi
dan kondisi yang bagaimanapun.
BENAR!!! INI ADALAH PUNCAK ILMU
TERATE. Poro Kadhang SHT,
Subhanalloh, ternyata begitu
indah ajaran TERATE yang selama
ini kita abaikan. Kita sibuk
mendalami ilmu kadigdayan
namun sedikit meluangkan waktu untuk mengkaji ilmu ke-SH-an.
Untuk Panjenengan yang
mungkin masih terlupa dengan
ajaran luhur ini, selamat
menyelami lautan hikmah dan
semoga mampu mencapai derajat orang yang 'SETIA HATI TERATE'.

Jumat, 03 Februari 2012

KANG MAS RADEN IMAM KOESOEPANGAT


RADEN MAS IMAM KOESUPANGAT

Salah satu dari sekian banyak orang hebat yang dimiliki oleh SHT, pada masa jayanya mas Imam pernah mengalahkan syeh wulan, salah satu pendekar dari ponorogo yg sangat disegani di arena tanding bebas di alun alun madiun... sejak itu murid SH mencapai ratusan untuk kali yang pertama terjadi pada era tahun 1960 an. mas imam meninggal diusia 49 tahun
mas imam wafat tidak sakit... pagi hari beliau sehabis olah raga, duduk di kursi dan bilang mau istirahat ahirnya meninggal... yang menarik adalah 3 hari sebelum beliau meninggal dunia, beliau sudah minta kepada p saripin (juru kunci) untuk membersihkan suatu tempat dimakam itu... esok harinya datang dan belum dibersihkan.. beliau marah dan minta kepada pak saripin untuk mebersihkan kembali.. kemudian p saripin tanya untuk siapa.. mas imam jawab untuk saya...

dan sebelum beliau meninggal juga minta untuk pengurus pusat dan tokoh SHT madiun dan sekitarnya untuk di kumpulkan.. dan belia berpesan.. bahwa pengabdian saya sudah sampai disini saja,. sekarang maju mundurnya SHT tergantung kalian semua... peserta tidak ada yang berani tanya...hanya bertanya dalam hati mas imam mau kemana...
tiga hari setelah itu beliau wafat...

pada saat pemakaman beliau kota madiun seperti lautan manusia berpakaian hitam hitam.... penuh sesak dengan orang orang SHT....

pada saat itu orang orang diluar SHT teramasuk SH winongo mengatakan bahwa ini adalah titik balik kejayaan SHT dan SHT akan surut dan mulai redup karena tokoh yang terkuat sudah meninggal dunia...

namun apa yang terjadi setelah beliau wafat perkembangan SHTjustru maskin dahsyat...

hal ini sesuai dengan semboyan SHT yang beliau canangkan di era tahun 1960 an... " selama matahari masih terbit dari timur dan selama bumi masih dihuni manusia, selama itu pula SHT jaya abadi selamanya"

PERHATIAN-PERHATIAN

jika SETIA HATI_nya masih di pertanyakan
Setia hati mengajak warga_nya untuk tdk menyangkali hati. ojo selak karo batin'e.

banyak orang menjadi warga dr organisasi sh
tp belum tentu mereka bisa ber_sh.
banyak pula orang yg belajar ilmu sh tp banyak dr mereka yg tdk bisa / blm bisa ber_sh
...
banyak pula orang yg bangga akan sh tp malah lupa apa sebenarnya hakikat sh itu.

jika msh ada benci dengan saudara_nya
jika msh keluar kata2 kotor dr mulutnya
jika msh melempari tugu organisasi sh laen
jika msh menyangkal sejarah yg tdk menyenangkan hati_nya

MAKA SH_NYA PATUT DI PERTANYAKAN ???

Kamis, 02 Februari 2012

NGERTI DALAM TATARAN ILMU SETIA HATI

H. Tarmadji Boedi Harsono,SE)

Tak dipungkiri, hidup butuh perjuangan mencapai pemenuhan hajat. Laksana air, ia terus bergerak dari satu tempat ketempat lain mengisi multi ruang dan dimensi konsekuensinya muncul beda pendapat silang pandang dan persaingan antar kepentingan. Dampak lebih konkret lagi terjadinya persinggungan antar individu, kelompok dan komunitas. Perang acapkali menjadi penyelesaian paling frontal, lantaran pihak-pihak yang saling bertikai, sama-sama ngotot mempertahankan kepentingannya kukuh ngugemi karep, seakan tak ada lagi jalan penyelesaian secara damai. Musyawarah mencapai mufakat dianggap barang yang tak punya nilai hingga otot jadi pertaruhan akhir.

Padahal, jika mau menyelami lebih dalam lagi, ruang penyelesaian terhadap beda pendapat , kebersinggungan dalam pranataan multidimensi, masih terbuka lebar. Bahkan ruang ini hampir tidak terbatas, saking luasnya apalagi jika kita mau menghayati dan mencari akar persoalan yang sebenarnya. Sumber penyulut angkara yang menyebabkan akal sehat tak lagi berfungsi dan gerak ragawi mengalahkan nilai-nilai pengendalian diri.

Apa itu? Jawabnya adalah nurani, kompas jati diri pengendali arah refleksi jiwa sekaligus raga. Inspirator segala kebijakan yang dijabarkan oleh gerak emosi atau nafsu. Juga, motor penggerak aktivitas indra dan anggota raga .

Disinilah kadang perlunya Persaudaraan Setia Hati Terate, ditekankan selalu mengasah nurani , mulat sarira hangrasawani. Tujuannya agar setiap tindakan dan pikirannya selalu terkontrol, tidak over acting . selaras dengan proporsinya . Bisa empan papan. Karenanya, kesantunan dan kesadaran empan papan ini mutlak harus disikapi dan tidak boleh diabaikan.

Jika setiap warga Persaudaraan Setia Hati Terate ini sudah bisa bertindak dan berpikir dengan konsep empan papan sesuai dengan proporsinya, maka dia akan muncul dengan sosok yang disegani. Sebab dirinya memang sudah sampai pada konsepsi kesadaran makna diri (ngerti). Ibaratnya, ia akan tampil sebagai sosok yang mampu manjing ajur ajer, cendhek datan kaungkulan, dhuwur datan ngungkul-ungkuli.

Tentu, kesadaran makna diri ini tidak akan muncul tanpa proses pembelajaran secara kontinyu. Karena itu, Persaudaraan Setia Hati Terate ini telah meletakkan dasar pembelajaran ngerti empan papan ini sejak dari siswa, melalui pelajaran kesantunan dan konsep penghormatan. Misalnya, begitu datang ditempat latihan, mereka disarankan saling berjabat tangan.

Kemudian setelah berganti pakaian, sebelum memulai latihan harus menghormat pada pelatih. kemudian, bersama-sama pelatih mengawali kegiatan dengan berdoa bersama.

Proses pembelajaran ini, sesungguhnya merupakan awal peletakkan dasar kepada siswa untuk bisa empan papan. Pertama, menghargai nilai-nilai keberadaan orang lain yang diujudkan lewat berjabat tangan .kedua peletakan dasar kesantunan antara yang muda kepada yang lebih tua yang ditunjukkan lewat aktivitas menghormati kepada pelatih. Ketiga, pengenalan dasar pengertian dan kesadaran atas keberadaan tuhan yang diujudkan dengan doa bersama sebelum memulai kegiatan.

Konsep pembelajaran ini diteruskan secara berjenjang , selama siswa berproses menjadi warga dari tingkat ketingkat, melalui pelajaran kerokhanian . targetnya, setelah siswa menjadi warga , ia akan bisa mengamalkan ajaran itu dalam kehidupan masyarakat .

Contoh sederhana, bagaimana kita bersikap saat berada dilingkungan kerja dan bagaimana pula bersikap saat berada ditengah-tengah lingkungan dan masyarakat.

Untuk menuju kearah itu terdapat empat tingkat pengertian dan kesadaran harus dipegang teguh . yakni, pertama, mengerti keberadaan diri sendiri (ngerti lungguhing kapribaden) , kedua mengerti keberadaan orang lain (ngerti lungguhing ngaurip), ketiga mengerti pada keberadaan Tuhan (ngerti punjering manembah). Keempat mengerti jalan menuju kematian (ngerti dumunge pati)





Ngerti Lungguhing Kapribaden



Ini adalah tingkat kesadaran pertama, dimana setiap kadang Persaudaraan Setia Hati Terate diwajibkan untuk mengerti dirinya. ia sebagai sesosok titah (ciptaan), keberadaanya tidak lebih baik dari titah sakwantah (manusia bisaa). Karenanya ia pun harus bisa memposisiskan dirinya pada proporsi yang paling bersahaja.tidak merasa besar, ora kemlinthi, karena selain dirinya, masih ada titah-titah lain, yang baik hak dan kewajibannya, adalah sama , setara

Sebaliknya karena dirinya ngerti bahwa kedudukan setiap titah pada dasarnya sama, maka dimanapun berada , ia tidak akan kehilangan kepercayaan diri (dalam lingsem). Pun tidak akan kelewat percaya diri (super ego, tidak sombong). Penampilannya, kendati tampak bersahaja, sederhana tapi tidak berkesan miskin, wibawa tapi tidak angker. Dan, setiap gerak geriknya terpncar sebuah sikap percaya diri (Setia Hati)





Ngerti Lungguhing Urip



Hidup merupakan sebuah proses menuju titik akhir dalam berdharma. Karena keberadaanya berkisar pada proses, maka sangat mustahil jika berjalan sendiri. Ada sebuah system yang mempengaruhinya. Bahkan, system itu pada kondisi tertentu, mutlak diperlukan keberadaanya , dalam proses pembentukan jati diri . Misalnya sebuah system yang mengharuskan seseorang berjalan disisi kiri dalam berlalu lintas . Atau system yang mengarahkan seseorang harus patuh pada jadwal rutinitas kerja.

Yang jadi soal barangkali adalah apakah kita selamanya harus larut kedalam system dengan melepas eksistensi yang kita miliki? apakah kita mesti total mempertaruhkan nilai-nilai privasi masuk kedalam sebuah system demi mempertahankan system yang ada ? tentu saja bukan demikian yang kita harapkan. Sebab acapkali tidak semua system bisa berjalan berdampingan dalam satu waktu dan ruang yang sama. Misalnya system berlalu lintas di Indonesia mengharuskan kita berjalan disebelah kiri, karena yang dipakai system berlalu lintas Eropa. Tapi apakah kita menggunakan system ini jika kita naik mobil dijalan raya dibenua Amerika, yang nota bene, menggunakan system kanan?

Contoh lain, dalam system militer , bawahan harus memberi hormat pada atasan dengan cara hormat ala militer. Apakah aturan itu juga bisa diberlakukan dalam keluarga?Misalnya, dengan mengharuskan istri dan anak-anak melakukan sikap hormat militer pada suami dan ayah?tentu saja jika ini dilakukan, akan kelihatan lucu . Bahkan akan malah jadi bahan tertawaan orang lain.

Persaudaraan Setia Hati Terate, sebagai bagian dari masyarakat majemuk, sudah barang tentu memiliki dasar ajaran berhadapan dengan persoalan ini. Yakni, pada prinsipnya, warga Persaudaraan Setia Hati Terate tidak mengatur dan tidak mau diatur. Tapi warga Persaudaraan Setia Hati Terate akan berusaha semaksimal mungkin menjunjung tinggi, mematuhi dan melaksanakan aturan yang sudah menjadi kesepakatan bersama